Pertemuan Insiera Berlanjut di UNIDA Gontor

PONOROGO, INSIERA – Setelah terbentuk pada 12 Februari 2016 yang lalu di Yogyakarta, Insiera kembali menyelenggarakan pertemuan antar anggota pada hari Ahad 4 September 2016 yang bertempat di kampus Siman, Universitas Darussalam Gontor Ponorogo. Hadir pada pertemuan tersebut para akademisi hubungan internasional muslim dari UII Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan dari tuan rumah sendiri.

Audiensi Insiera dengan Hamid Fahmy Zarkasyi, Ph.D.
Ketua Insiera sedang beraudiensi dengan Wakil Rektor UNIDA, Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi, Ph.D.

Pertemuan terasa spesial dengan hadirnya cendekiawan muslim nasional yang juga Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Hamid Fahmi Zarkasyi, Ph.D. Pada kesempatan tersebut, Ustadz Hamid banyak membincangkan mengenai Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Menurut beliau, Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer adalah membebaskan ilmu pengetahuan Barat kontemporer dari hal-hal yang tidak Islami atau dengan memasukkan unsur-unsur Islam dalam ilmu pengetahuan kontemporer. Meski diakui bahwa terma Islamisasi masih kurang dapat diterima di Indonesia, bahwa masih terdapat perbedaan pendapat penamaan antara fakultas sains dan Islam atau agama, dan seterusnya, namun perlu disadari bahwa ajaran Islam haruslah dapat diajarkan dan diamalkan dalam seluruh sendi kehidupan, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Dalam bidang ilmu hubungan internasional, Ustadz Hamid mengajak berpikir ulang mengenai terma internasional. Dalam perspektif Islam, negara merupakan keseluruhan institusi politik di level dunia. Al Qur’an menyebut istilah berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, bukan bernegara-negara. Dengan demikian, terma internasional perlu diredefinisi dalam konteks kajian Islam.

Peserta Pertemuan Insiera berpose dengan tuan rumah UNIDA
Peserta pertemuan Insiera berpose dengan panitia dari tuan rumah UNIDA

Pertemuan berlangsung dengan format diskusi terarah dan seluruh peserta aktif menyampaikan pendapatnya. Dari diskusi yang berlangsung, dapat diidentifikasi beberapa problema, antara lain: persepsi terhadap proyek Islamisasi yang masih kurang diterima di Indonesia, penerimaan lembaga yang masih minim terhadap wacana perspektif Islam, belum adanya standar kurikulum untuk kajian Islam dalam HI, akademisi kalah cepat dengan media sedangkan media dijadikan referensi dari isu kontemporer yang belum tentu benar, indikasi kurangnya peminat kajian Islam dalam HI, dan adanya setting Barat yang melokalisir isu internasional menjadi isu negara bangsa sehingga kajian Islam terkesan tidak kompatibel dalam kajian HI kontemporer.

whatsapp-image-2016-09-04-at-14-59-52
Peserta pertemuan Insiera melakukan rihlah ke kompleks kampus UNIDA dan Pesantren Gontor

Seluruh peserta yang hadir bersepakat untuk menindaklanjuti pertemuan dengan mengadakan pertemuan rutin bergilir dari satu universitas ke universitas lain yang mampu menghasilkan suatu produk ilmiah. Pihak tuan rumah bahkan menyatakan siap memfasilitasi pertemuan lanjutan Insiera dan membukakan peluang proyek publikasi buku dengan pendanaan dari International Institute of Islamic Thought (IIIT) yang berbasis di Virginia, Amerika Serikat. Acara dilanjutkan dengan pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Insiera dan diakhiri dengan rihlah bersama ke kompleks Pesantren Gontor. Berdasar AD/ART yang telah disepakati, pertemuan tersebut mengusulkan nama Hamid Fahmy Zarkasyi untuk dinobatkan sebagai anggota kehormatan agar dapat bergabung dengan dakwah intelektual yang dilakukan oleh Insiera. Alhamdulillah robbil ‘alamin.

 

[box type=”info”] Reportase: Irawan Jati

Penyunting: M. Qobidl ‘A. Arif[/box]

Leave a Reply