YOGYAKARTA, INSIERA – Dengan mengucap syukur alhamdulillah, pada hari Kamis 15 Desember 2016, The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (Insiera) telah menyelenggarakan Kongres Nasional I dengan lancar dan sukses. Kongres yang berlangsung di Ruang Audio Visual Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, merupakan kelanjutan dari dua pertemuan sebelumnya, yakni pada 12 Februari 2016 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan 4 September 2016 di Universitas Darussalam (Unida), Ponorogo.
Menurut sekretaris pengurus pusat Insiera, M. Qobidl ‘Ainul Arif, semangat peserta dalam bergabung dengan Insiera dilandasi oleh ukhuwah Islamiyyah, berdakwah, bersedekah dan berjihad. Beliau menambahkan semangat tersebut tampak dari komitmen peserta yang datang dari berbagai daerah, seperti: Jakarta, Surabaya dan Bali dengan menggunakan biaya pribadi.
Acara kongres sendiri dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan diawali sambutan Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UII, Irawan Jati, S.IP, M.Hum, M.SS., selaku tuan tuan rumah yang dilanjutkan perkenalan peserta. Kongres Nasional I Insiera memiliki dua agenda utama, yaitu: pembahasan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pemilihan ketua, dan pembuatan peta jalan (road map) kegiatan strategis yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Terkait AD/ART, terdapat tiga poin penting yang berhasil disepakati. Pertama, disepakatinya visi organisasi, yakni, “Menjadi asosiasi yang mewujudkan peradaban Islam dari disiplin Hubungan Internasional secara profesional dan bereputasi internasional.” Melalui visi ini Insiera hendak berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan peradaban Islam dengan menawarkan pemikiran-pemikiran baru di ranah Hubungan Internasional ditinjau dari perspektif Islam. Islamisasi pengetahuan disepakati sebagai instrumen dalam merealisasikan visi tersebut.
Kedua, terdapat dua bentuk keanggotaan di dalam Insiera, yakni anggota kehormatan dan anggota biasa. Anggota kehormatan merupakan individu dengan kapasitas tertentu baik dari dalam maupun luar negeri yang bersedia dan dipilih oleh asosiasi untuk menjadi mitra bestari. Sementara anggota biasa adalah individu yang berminat dalam kajian Islam dan Hubungan Internasional, baik dari dalam maupun luar negeri, serta secara sukarela dan aktif dalam asosiasi. Tanda keanggotaan dibuktikan dengan adanya kartu anggota. Untuk menjadi anggota biasa Insiera dapat dilakukan dengan mendaftarkan diri secara online melalui website www.insiera.org dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp 500.000,- serta iuran tahunan sebesar Rp 500.000,-
Ketiga, kepengurusan Insiera dibagi dua, yakni pengurus pusat sebagai penyelenggara asosiasi di tingkat nasional dan pengurus cabang sebagai penyelenggara di tingkat wilayah. Mengingat jumlah sumber daya manusia yang masih terbatas, anggota Insiera akan fokus pada penguatan pengurus pusat. Namun untuk memudahkan komunikasi dan perluasan jaringan, maka di setiap wilayah akan ditunjuk seorang koordinator.
Setelah pembahasan AD/ART, agenda dilanjutkan dengan penetapan ketua asosiasi. Dr. Surwandono, M.Si., sebagai inisiator dan Pjs. Ketua, terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Insiera untuk dua tahun ke depan. Sementara M. Qobidl Ainul Arif, S.IP, M.A. terpilih sebagai sekretaris dan Novi Rizka Amalia, S.IP, M.A. sebagai bendahara.
Terkait peta jalan asosiasi, Dr. Surwandono menyatakan akan segera menyelesaikan persoalan legalisasi, penatalaksanaan administrasi, dan pembuatan program kerja. Adapun beberapa program kerja unggulan yang hendak dilakukan adalah: penerbitan Jurnal Insiera (Jisiera) secara regular; penerbitan buku melalui pendanaan internal dan kemitraan; pelatihan dan konsultasi ahli di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat; serta melaksanakan konferensi setiap dua tahun sekali.
Kongres Nasional I diakhiri dengan acara foto bersama. Para peserta berpose dengan gaya tangan khas Insiera, yakni kepalan tangan mengangkat jari telunjuk yang bermakna tauhid, persatuan, ibadah, sekaligus simbolisasi huruf “i” yang menjadi huruf pertama dari kata “insiera.”
Barakallah umurona jami’an.
[box type=”info”] Reportase: M. Qobidl ‘Ainul A
Penyunting: Rizky Hikmawan[/box]